cssmenu ul { margin: 0; padding: 7px 6px 0; background: #7d7d7d url(overlay.png) repeat-x 0 -110px; line-height: 100%; border-radius: 1em; font: normal 0.5333333333333333em Arial, Helvetica, sans-serif; -webkit-border-radius: 5px; -moz-border-radius: 5px; border-radius: 5px; -webkit-box-shadow: 0 1px 3px rgba(0, 0, 0, 0.4); -moz-box-shadow: 0 1px 3px rgba(0, 0, 0, 0.4); width: auto; } #cssmenu li { margin: 0 5px; padding: 0 0 8px; float: left; position: relative; list-style: none; } #cssmenu a, #cssmenu a:link { font-weight: bold; font-size: 13px; color: #e7e5e5; text-decoration: none; display: block; padding: 8px 20px; margin: 0; border-radius: 5px; -webkit-border-radius: 5px; -moz-border-radius: 5px; text-shadow: 0 1px 1px rgba(0, 0, 0, 0.3); } #cssmenu a:hover { background: #000; color: #fff; } #cssmenu .active a, #cssmenu li:hover > a { background: #979797 url(overlay.png) repeat-x 0 -40px; background: #666666 url(overlay.png) repeat-x 0 -40px; color: #444; border-top: solid 1px #f8f8f8; -webkit-box-shadow: 0 1px 1px rgba(0, 0, 0, 0.2); -moz-box-shadow: 0 1px 1px rgba(0, 0, 0, 0.2); box-shadow: 0 1px 1px rgba(0, 0, 0, 0.2); text-shadow: 0 1px 0 #ffffff; } #cssmenu ul ul li:hover a, #cssmenu li:hover li a { background: none; border: none; color: #666; -webkit-box-shadow: none; -moz-box-shadow: none; } #cssmenu ul ul a:hover { background: #7d7d7d url(overlay.png) repeat-x 0 -100px !important; color: #fff !important; -webkit-border-radius: 5px; -moz-border-radius: 5px; border-radius: 5px; text-shadow: 0 1px 1px rgba(0, 0, 0, 0.1); } #cssmenu li:hover > ul { display: block; } #cssmenu ul ul { display: none; margin: 0; padding: 0; width: 185px; position: absolute; top: 40px; left: 0; background: url(overlay.png) repeat-x 0 0; border: solid 1px #b4b4b4; -webkit-border-radius: 5px; -moz-border-radius: 5px; border-radius: 5px; -webkit-box-shadow: 0 1px 3px rgba(0, 0, 0, 0.3); -moz-box-shadow: 0 1px 3px rgba(0, 0, 0, 0.3); box-shadow: 0 1px 3px rgba(0, 0, 0, 0.3); } #cssmenu ul ul li { float: none; margin: 0; padding: 3px; } #cssmenu ul ul a, #cssmenu ul ul a:link { font-weight: normal; font-size: 12px; } #cssmenu ul:after { content: '.'; display: block; clear: both; visibility: hidden; line-height: 0; height: 0; } * html #cssmenu ul { height: 1%; }

Selasa, 14 Agustus 2012

Purpose of the happiness



Oke, tujuan saya buat blog sangat sangat sederhana. Hanya untuk mengisi waktu luang selama saya hidup di kampung terpencil ini, CIJULANG terletak 340 KM dari kota bandung, tempat dimana saya tinggal sekarang. Seperti kata postingan saya sebelumnya, sangat susah mencari peradaban “ANAK MUDA” di sekitar sini. Paling yang hanya ada perkumpulan yg aneh, contohnya : geng motor yang bajunya ga pernah di cuci selama 3 bulan, ibu2 pengajian (sama sekali ga matching dgn umur saya yg sekarang) dan terakhir perkumpulan sepeda ONTEL.  Yang terakhir sih lumayan oke, bayangin aja lo jalan2 sore sambil naik benda yg dulu di pake oleh para KOMPENI (baca: belanda) sambil dadah dadah ke orang2, keren juga sih tapi masalahnya cuman satu. Gue ga punya sepeda ONTEL dan ga mau punya benda itu, knp? Terakhir gue naik sepeda punya Aki, titit gue mengais kesakitan. Minta di infus di rumah sakit kata dia. Suuram

Back to the topic, pertama kali gue menginjakkan kaki di sini, gue sama sekali ga mengenal seekor manusia pun di tempat ini. Kecuali keluarga2 dari kakek dan nenek saya, tapi satu hal yang harus kita ketahui dari orang suku sunda. Mereka orang2 yg luar biasa ramah, sangat welcome, pandai bergaul dan tidak mudah di gauli (amin). Ada banyak perbedaan antara suku saya (bugis) dengan org sunda, salah satunya yaitu tempo bicara. Saya terkenal cerewet di antara teman2 yang ada di makassar, dan tempo bicara saya lumayan cepat, apalagi kalau sudah berbicara dalam bahasa tumbuh tumbuhan. He

Sumpah, orang di sini itu bicaranya pelaaannn banget terus kayak orang loyo gitu. Sama sekali ga pantes di ajak jadi supporter PSM (Persatuan Sepakbola Makassar), makanya kalau saya berbicara dengan mereka pasti mereka kira saya sedang marah, padahal emang udah dari dulu suara saya kyk gini. Rumit kan?

Tapi di balik itu semua, orang2 sunda adalah perkumpulan orang2 yang ramah dan cinta damai, jarang terjadi perkelahian slama saya di sini. Oh iya, saya hampir lupa bahas tentang CEWEK sunda. Cihhuuy, suuiitt suuiitt *nyisirRambut*. Ehm, oke back to the topic. Sejauh mata memandang, telinga mendengar, lidah mengecap dan kulit meraba. Bagi saya cewek sunda yang mempunyai kecantikan yang luuar biasa, contohnya : mamah gue. Beruntung banget tuh ayah saya bisa menikah dengan gadis yg rupawan, padahal apa coba? Ayah saya itu tampangnya pas2an banget, meskipun di atas Brad pitt sih (knp? Ada yg ga setuju? Maju siniih, kita sependapat kok :D). Kembali ke cewek sunda, tidak cuman di hiasi wajah yang menarik, mereka juga di berkahi sifat yang anggun, penyabar, setia (belum pasti sih, tapi rata2 sih gtu), sopan, ramah, kentutnya bau banget karena suka makan jengkol, pete dll.

Kesimpulannya yaitu kalau pengen dapet kebahagiaan dalam hal rumah tangga, mending cari pasangan istri orang sunda deh. Buktinya ga usah jauh2, mamah saya aja masih setia sama ayah saya sampai sekarang, karena saya ga tau cowok2 sunda kyk gimana dlam hal berhubungan, jadi saya belum mau nyaranin untuk para cewek. Haha

Masih banyak sepotong kebahagiaan kebahagiaan kecil yang bisa kita dapatkan di sekitar kita, baik itu kebahagiaan dalam jangka panjang maupun jangka pendek. So, ga usah terlalu larut dalam kesedihan, karena di setiap langkah yang kita tempuh ada beribu macam kebahagiaan yang akan kita dapatkan. 

0 komentar:

Posting Komentar